Kamu Telah Dustakan Agama, Jika Lakukan Hal Ini
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?” (Qs. al-Ma’un [107]: 1)
Pendusta agama yang sebenarnya adalah orang-orang yang menghardik anak yatim. “Itulah orang yang memaki anak yatim,” (Qs. al-Ma’un [107]: 2). Yadu’u dalam ayat tersebut bemakna memaki, mengusir, menolak, dan ungkapan keburukan lainnya yang dilakukan dengan tangan.
Merupakan pertanda kasarnya hati, buramnya nurani, gelap dan bodohnya pikiran. Kebencian. Terlihat jelas dalam ayat ini, bahwa orang tersebut sangat membenci anak yatim. Maka dia disebut sebagai pendusta agama yang sebenarnya, meski dia melakukan ibadah ritual kepada Allah SWT. Sebab, rasa benci kepada anak yatim dan umat manusia tak selayaknya hinggap di hati orang-orang yang beriman.
Setelah golongan pertama ini, kelompok kedua yang dimasukkan ke dalam pendusta agama yang sebenarnya adalah, “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Qs. al-Ma’un [107]: 3)
Allah SWT tidak menyebutkan ‘orang yang tidak memberi makan orang miskin’ tapi ‘orang yang tidak menganjurkan untuk memberi makan kepada orang miskin’. Artinya, dua perkara ini memang permasalahan yang berbeda. Bahwa memberi makan orang miskin hanya bisa dilakukan oleh orang kaya, sedangkan menganjurkan memberi makan kepada orang miskin bisa dilakukan oleh siapa saja.
Orang-orang ini, bisa saja tidak terlalu kaya. Namun, akibat kebodohannya, dia hanya menikmati rezeki dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, bahkan tidak mendidik istri, anak-anak, dan keluarganya untuk berbagi makanan dan kebahagiaan kepada orang-orang miskin.
Menurut Prof. Dr. Hamka, “orang ini termasuk orang yang mendustakan agama. Karena, dia mengaku menyembah Allah SWT, tapi tidak perhatian dan tidak membantu kepada hamba-hamba-Nya yang membutuhkan pertolongan.”
Hendaknya kita memperhatikan dua hal ini dengan seksama. Jangan dianggap remeh atau sederhana. Jadikan dua hal ini sebagai prioritas untuk kita hilangkan dari dalam diri, keluarga, dan masyarakat tempat kita menetap.
Sebaliknya, jika dua hal ini bisa kita lawan dengan perbuatan sebaliknya, keberkahan akan dilimpahkan kepada kita. Bahkan, Rasulullah SAW menjanjikan tempat terhormat bagi kita, kelak di surga-Nya. unik menggelitik
Tag : Tausiah Islam, Hukum Islam